Setiap kali orang lain bangga dengan kemampuannya, pertanyaan retoris ini selalu muncul dalam pikiranku: apakah aku benar-benar bisa menulis dan layak disebut penulis?
Menyaksikan hasil kerja orang lain yang memukau seringkali membuatku merasa iri, tergoda untuk meniru kesuksesan yang terlihat. Namun, aku menyadari bahwa kesuksesan tidak datang secara instan, bahkan saat membuat mie instan. Impulsif, aku menghabiskan berjam-jam membaca tentang proses kerja videografer ternama yang sabar mencari footage, mengarahkan talent, dan berjam-jam duduk di depan layar untuk edit video. Dengan bodohnya, aku berharap bisa mencapai hasil yang sama—seolah-olah mengabaikan pride-ku sebagai seorang penulis yang sebenarnya bisa berdampak positif bagi banyak orang.
Sering kali, produktivitasku menurun akibat perasaan overwhelmed dan emosi intens yang sulit diredakan. Meski aku mengajarkan cara menulis dengan kesadaran penuh, ada kalanya aku gagal mencapai itu, biasanya setelah pertengkaran atau kesalahpahaman dengan orang terdekat. Aku membiarkan diriku mengalir mengikuti perasaan tersebut, hingga akhirnya memudar.
Tanggapan pertamaku sering kali adalah marah, meski berusaha tetap sadar agar tidak merugikan orang lain atau diriku sendiri. Setelah itu, biasanya aku menangis, membiarkan semua perasaan negatif pergi, dan memperhatikan napas untuk memberi ruang bagi diriku memahami situasi. Terkadang, aku menghubungi teman untuk meminta dukungan, baik melalui pertemuan langsung atau telepon. Jika perlu, aku tidak ragu untuk mencari bantuan dari psikolog.
Setelah perasaan membaik, aku merasa lebih siap untuk berpikir jernih. Mungkin aku memilih makanan cepat saji dan menonton film di Netflix sambil bersantai, atau menulis di jurnal dan mencari inspirasi dari audiobook. Tak ada salahnya mengambil waktu untuk bermalas-malasan, asalkan itu tidak merugikan diriku atau orang lain.
Sebagai manusia, kita pasti mengalami naik turunnya kehidupan. Dan aku bersyukur memiliki support system yang hebat untuk mendukungku melalui proses ini. Bagaimana denganmu?