Mindfully Writing

Suatu waktu, aku menerima pujian dari seseorang yang asing bagiku tentang kemampuanku menulis. Katanya, menulis adalah jalan terangku yang dapat menerangi jalan orang lain jika mereka merasa terinspirasi. Awalnya, aku tersanjung dan menghargai saran-sarannya tentang tulisanku.

Aku mulai mengirimkan draf-draf tulisan acak kepadanya tentang apa pun yang melintas di pikiranku. Dia menyarankan agar aku mencoba menulis dalam kondisi apa pun, tanpa memperhatikan suasana hati. Saat pertama mendengar saran itu, aku mengernyitkan dahi. Bagaimana bisa menulis saat emosional tidak stabil menghasilkan karya yang baik? Namun, rasa penasaran membawaku untuk mencobanya.

Aku mulai menulis saat marah, sedih, atau stres berat. Hasilnya? Nihil. Tulisan yang kubuat berantakan dan jauh dari harapan. Aku merasa terpaksa menciptakan sesuatu dari keadaan yang tidak produktif. Hingga akhirnya, aku bercerita kepada seorang teman dekat tentang frustrasiku menulis dalam kondisi emosional yang tidak karuan.

Menulis bagiku adalah pekerjaan kompleks yang memerlukan keseimbangan mental. Tidak ada yang bisa menulis dengan baik saat dibanjiri perasaan negatif, atau setidaknya tidak sebelum perasaan itu mereda. Seperti saat aku makan tanpa gangguan, aku ingin menikmati setiap suapan dengan fokus.

Bayangkan jika aku marah karena mobilku diserempet. Apakah aku bisa tetap tenang dan menikmati makanan? Tentu tidak. Sama halnya dengan menulis. Ketika emosi meluap, bagaimana mungkin aku menghasilkan tulisan yang baik? Menulis membutuhkan ketenangan pikiran agar bisa mengalir lancar.

Mindfulness adalah kunciku untuk menulis lebih sadar. Ketika mencium aroma makanan di kafe, mendengar suara riuh pelayan, dan merasakan setiap bumbu dalam masakan, aku pun perlu fokus pada setiap elemen saat menulis. Jika tidak mindful, pikiranku berantakan, dan alih-alih menulis dengan runtut, aku akan kehilangan alur cerita.

Menulis dengan mindful bukan hanya mengatur emosi, tetapi memberi ruang bagi kreativitas untuk berkembang. Setiap penulis memiliki cara berbeda untuk mencapai mindfulness, dan itu sah-sah saja. Yang penting adalah menemukan metode yang cocok dan memberi kendali penuh atas proses kreatif kita.