Kindle, Si Revolusioner Andalanku

Di era yang serba cepat ini, kita bisa mendapatkan informasi yang kita butuhkan hanya dengan mengetik di pencarian Tiktok, daripada mencari lewat "Mbah Google". Tinggal cari, klik, dan langsung paham! Tapi sayangnya, seringkali durasi video terlalu singkat dan informasinya menjadi terpotong-potong. Banyak video yang berusaha membagi-bagi info dalam beberapa bagian, yang kadang malah bikin informasi jadi misleading, setidaknya itu yang kurasakan sebagai generasi yang sedikit lebih tua. Ternyata, milenial tidak selalu berpikir se-mindful aku.

Aku dulu hanya seorang pembaca kasual. Sejak sekolah, aku sering menabung sisa uang jajanku untuk membeli buku fisik. Kendalanya, tidak ada tempat untuk menyimpan buku, keinginan impulsif yang terlalu sering membeli, dan perdebatan di rumah tentang seberapa pentingnya memiliki hobi membaca dan mengoleksi buku. Semua kendala itu mulai aku atasi dengan beralih menggunakan perangkat elektronik. Aku mengelola koleksi buku digital di berbagai platform pembaca buku. Buku digital dengan aplikasi seperti Books! di perangkat Apple sangat memanjakan mataku, memungkinkan pengalaman membaca yang nyaman dengan penyesuaian kecepatan yang fleksibel.

Beberapa teman sebayaku yang juga hobi membaca mulai beralih ke Kindle. Yang lainnya memilih Kobo, Onyx, atau perangkat pembaca buku lainnya yang terpisah dari ponsel atau iPad mereka. Mau tak mau, aku mulai mencari tahu lebih banyak mengenai Kindle. Aku menyusun daftar perbandingan harga dan kelebihan kekurangan perangkat ini, yang akhirnya membawaku pada pencarian informasi lewat video di Tiktok. Dari sana, aku menemukan berbagai pilihan Kindle, mulai dari yang basic hingga yang bebas iklan. Meski informasinya tersedia, banyak langkah dan pilihan yang cukup membingungkan bagi pemula sepertiku.

Aku mencoba menyeimbangkan informasi yang terpotong-potong dari Tiktok dengan riset mendalam berupa teks storytelling mengenai pengalaman orang lain menggunakan Kindle. Rasanya sangat seimbang, seperti memberi waktu untuk mencerna informasi lebih pelan dan lebih mudah dipahami. Akhirnya, aku mengunduh aplikasi Kindle di ponselku, masuk menggunakan akun, dan mulai memindahkan koleksi buku digitalku ke dalam perpustakaan Kindle.

Namun, ada satu hal yang menggangguku, yaitu soal metode pembayaran. Sebagai seseorang yang menghindari kartu kredit karena alasan religius, aku merasa tidak nyaman menggunakan metode pembayaran tersebut. Jadi, aku hanya bergantung pada kartu debit yang saldo gajiku pas-pasan dan sedikit tabunganku. Aku pun menghubungi bank terdekat untuk menyambungkan kartu debitku ke Kindle Store. Ternyata, kartu debitku sudah mendukung pembayaran internasional yang memungkinkan aku membeli buku digital Kindle.

Setelah pembayaran siap, aku harus menangani masalah alamat. Sebagai orang yang tinggal di luar Amerika Serikat, aku perlu alamat yang sah di sana untuk bisa membeli buku di Kindle Store. Akhirnya, aku mendaftar ke Shipito, layanan yang menyediakan alamat lengkap di Amerika Serikat. Dengan alamat itu, aku dapat menambahkannya ke akun Kindle-ku. Shipito juga menawarkan layanan untuk menampung barang fisik dari Amazon yang akan dikirim ke Indonesia, meskipun aku tidak menggunakannya karena hanya membeli buku digital.

Setelah langkah-langkah itu selesai, aku mulai memindahkan koleksi buku yang ada di perpustakaan aplikasi pembaca lain ke Kindle. Kemudian, aku mulai menjelajahi buku-buku gratis yang ditawarkan Kindle dan menemukan terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris karya Talal Itani. Terjemahannya sangat indah, penuh makna, dan membuatku terkesima.

In the name of God, the Gracious, the Merciful. 1. Did We not soothe your heart? 2. And lift from your burden. 3. Which weighed down your back? 4. And raised for you your reputation? 5. With hardship come ease. 6. With hardship come ease. 7. And to your Lord turn for everything. (QS Ash-Sharh: 1-7)

Fitur anotasi di Kindle sangat nyaman, mirip dengan aplikasi bawaan Apple, dan memudahkan untuk menambahkan catatan di setiap kata. Aku sangat terkesan dengan pengalaman membaca ini, bahkan hampir putus asa mencari Surat Insyirah favoritku karena terjemahannya begitu luar biasa. Buku pertama yang benar-benar ingin kubaca seumur hidupku sebagai seorang Muslimah. Aku sangat menyesali mengapa baru sekarang menggunakan Kindle dan menemukan tulisan-tulisan indah seperti ini.

PS: Rekrut aku jadi penulismu! Karena tanpa disadari, kau sudah membelikanku perangkat Kindle yang membawa banyak manfaat. 😉